NEW

mengenal aimmah 4 madzhab dan usul madzhabnya

تعريف باللأئمة اللأربعة و أصول مذاهبهم      v             اللإمام أبو حنيفة ·          هو النعمان بن ثابت بن زوطى – من أصل الفار...

Kamis, 31 Mei 2018

Biografi Imam Abu Tsaur


Abu Tsur Imam Mujtahid al-Hafidz, Ibrahin bin Khalid al-Kalbiy al-Baghdadi, juga biasa dipanggil Abaa Abdullah, Abu Tsur adalah Imam Al-Hafidz Hujjah bagi para Mujatahid, Mufti di Iraq, Ahli Fiqih, disebutkan juga bahwa ia adalah, cendikiawan sains, dan imam yang rajn.
 lahir di Hudud pada tahun 170 H dan meninggal pada tahun 240 H Imam Abu Tsaur dibesarkan dalam lingkungan keagamaan dan keilmiyahan, secak kecil ia telah menaruh perhatian pada sains. Sejak kecil beliau banyak menghadiri  majlis-majlis ilmu untuk mempelajari agama, beliau juga menimba ilmu kepada sarjan-sarjana modern, ahli hukum dan yang lainnya.
 mula nya Abu Tsur bermadzhab hanafi, akan tetapi ketika beliau bergaul dan bersahabat dengan Imam Syafi’I dan mengambil ilmu dari beliau, serta mendengar kitab-kitab beliau secara langsung, ia berubah menjadi orang yang paling condong kepada pendapat Imam Syafi’i. hal ini terlihat pada kitab-kitab yang ia tulis, dan beliaupun meninggalkan pendapat-pendapatnya sendiri. (Abu Tsur adalah salah satu sahabat Imam Syafi’I di Baghdad).
Pada suatu waktu Abu Tsur ditanya : manakah yang paling faqih,    Asy-Syafi’I atau Muhammad bin Hasan maka beliau menjawab, Asy-Syafi’I lebih alim daripada Muhammad bin Yusuf, Abu Hanifah, Hammad (guru Abu Hanifah), Ibrahim (guru Hammad), ‘Alqomah (guru Ibrahim) dan Al-Aswad (guru Al-Qamah), dan
Imam Abu Tsaur adalah Imam yang berfikiran kuat, tangkas dalam berpendapat, beliau adalah seorang yang membuat pengembangan, dan kemajuan  di masanya, diakrenakan kazhanah ilmu yang luas ia miliki maka beliau adalah hadiah bagi masanya.

Imam Bukhari adalah salah satu murid Abu Tsur, Imam Bukhari belajar Hadits dan Fiqih kepada Abu Tsaur. Salah satu kitab Abu Tsaur adalah   

فقه الامام ابي ثور : ابراهيم بن خالد بن أبى اليمن البغدادى و ترجمه وافيه لحياته.


Abu Tsur tinggal di Baghdad sedangkan kota Baghdad pada saat itu adalah kota lintas ilmu yang kaya akan ilmu penegetahuan, Abu Tsaur adalah salah satu Imam yang sangat beruntung langsung belajar dan mendengarkan ilmu yang penjelasannya langsung dari lisan Imam Syafi’I, beliau juga menaruh perhatian besar pada buku qoulul qadim Imam Syafi’i. Selain belajar dengan Imam Syafi’I beliau juga belajara kepada para Masayikh di Baghdad yang. Beliau termasuk kibaru Shahabah Imam Syafi’i disebutkan oleh Al-Asnawi dalam Thabaqat
Abu Tsaur menjabat mufti di Iraq jabatan ini juga mempengaruhi penyebaran madzhab yang beliau anut.
Abu Tsur juga dikatakan memilki madzhab sendiri seperti halnya Imam Ath-Thobari akan tetapi. Mazhab Thabari dan Abu Tsur tidak bertahan lama persaingan yang begitu ketat hanya bertahan selama 400 tahun. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa Mazhab-mazhab itu memang tidak melemah atau menghilang dengan sendirinya, tetapi setelah berupaya mengambil simpatik dari para penganutnya melalui uji coba, verifikasi ilmiah dan operasional dalam suatu ruang dan waktu yang panjang sekitar 600 tahun ternyata hanya 4 Mazhab yang bertahan dan mendapat legitimasi dari masyarakat yaitu Mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali.
Abu Tsaur hidup pada masa Abbasiyah yang didalamnya sangat gencar penyebaran dan pertumbuhan ilmu pada manusia, kehidupan politik pada saat itu: ada dua perkembangan pada masa Abbasiyah yang pertama meluasnya wilayah yang dikuasai Abbasiyah menjadi pertanda bawa kuat dan makmur nya dinasti Abbasiyah yang kedua semakin meluasnya kekuasaan sehingga kehidupan masyarakat lebih dinamis, di tandai dengan banyaknya pemikiran-pemikiran baru, dan munculnya fragmentasi persatuan dari setiap ideologi yang berbeda sehingga menjadikan munculnya wilayah-wilayah yang mempunyai gagasan untuk menjadi Negara sendiri seperti keadaan kelompok Umawwiyah di Andalusia, Aghlabids di Tunisia, dan Fathimiyah di Mesir, dan Khorasan emirat.
 Kehidupan sosial pada masa itu: kehidupan sosial pada waktu itu dicirikan oleh keragaman pada ras, kepercayaan, di Abbasiyah agama islam menjadi agama mayoritas, didominasi oleh orang Arab, Persia, Turki, Barbar. Kota Baghdad termasuk  pusat  peradaban Islam maka banyak para penentut ilmu ingin merasakan nikmatnya mencari ilmu di Baghdad sebab itu terjadi urbanisasi oleh banyak kalangan. Baghdad disebut kota istana karena kemajuannya membawa peradaban dunia ketingkat keintlektualan baik dari segi pendidikan, politik, dan hukum.
kemajuan ini juga mempengaruhi pola hidup masyarakat seperti berkembangnya model pakaian, pemimpin Negara mempunyai pakaian khusus tersendiri, para ulama juga mempunyai ciri khusus dalam pakainnya, selain itu juga banyaknya didirikan rumah sakit lengkap dengan peralatan dan keuatan medis yang lumayan, bahkan jumlah kamar mandi saat itu ditingkatkan disebelah timur Baghdad terdapat 5000 pemandian, berbagai jenis  kemewahan, makanan maupun tempat wisata banyak dimana-mana. Tentu hal ini dibarengi dengan menyebarnya ilmu pengetahuan, sehingga para ulama saat itu dituntut untuk semangkin giat dalam memahami ilmu agama terutama fiqih dikarenakan  kompleksnya permasalahan di tengah-tengah masyarakat Islam sehingga para ulama dihadapi oleh permasalahan yang belum ada pada sebelumnya.
Kehidupan yang semakin kompleks adalah tantangan bagi para ulama dalam bagaimana cara mereka mensikapi perubahan itu sendiri, dan menjaga agar masyarakat tetap berada dalam ruang syari’at.
 Pada saat itu penyebaran ilmu filsafat dan terjemahan nya juga sangat gencar, begitu juga terjemahan pada beberapa ilmu pengetahuan, perdebatan ilmiah pun marak diadakan untuk menambah wawasan khazanah keilmuan, maka untuk para ulama pada zaman itu hal ini adalah sebuah tantangan tersendiri, tantangan untuk mengambil faedah dari ilmu yang baru dan meninggalkan pemikiran-pemikiran yang berlawanan dalam islam. Maka dengan keadaan yang sedemikian ruma Imam Abu Tsaur adalah salah satu Imam yang mampu melawan arus dan membentuknya sebagaimana bentuk yang diridhai didalam Islam.
Maka dari persoalan sosial, politik yang Abu Tsaur alami juga mempunyai andil besar dalam membentuk pemikirannya, yang menghantarkannya menjadi ulama faqqih dan mempunyai peran dalam kemajuan fiqih pada zamannya.
sifat Abu Tsaur, telah terbukti dengan pernyataan para ulama akan baiknya kualitas diri Abu Tsaur dari segi keagamaan, akhlaq, maupun pendidikan. Abu Tsaur memiliki akhlaq yang sangat karimah, didalamnya dirinya terdapat kebijaksanaan yang indah sehingga manusia merasa nyaman akan sikapnya, jujur menjadi prinsipnya, sehingga banyak kebaikan yang dirasakan  dalam kepribadian Abu Tsaur. Para ulama telah sepakat akan kejerinhan ilmu nya, keikhlasannya dalam memperjuangkan Islam, dan kecerdasannya.
seperti yang dikatakan oleh Imam An-Nawawi : “dia adalah seorang Imam yang ahli hukum dan shalih, yang memperjuangkan hadits Rasulullah dari tangan-tangan yang ingin merusak kejernihannya dikarenakan wilayah tempat tinggalnya telah terjangkit doktrin Syi’ah, mu’tazilah, dan doktrin atheis kalmanueh dan Almzdikh.
Keilmuan yang didapati oelh Imam Abu Tsaur sehingga ia bisa menangkal kebathilan dengan ilmu yang ia milki dan perannya dalam mengawal umat agar tidak terdoktrin oleh pemikiran-pemikiran sesat, serta mengahadapi pertanyaan seputar fiqih yang kompleks tidak terlepad dari kegigihannya dalam menuntut ilmu, kesabaran dan keikhlasan yang beliau meliki sehingga ilmu nya bermanfaat bagi umat Islam secara umumnya. Maka sedikit banyak yang kita ketahi dari Imam Abu Tsaur yang bermadzhab Syafi’I ini hendaknya kita mencontoh kegigihan, kekihlasan, dan kessbaran beliau, sehingga kita bisa tampil dikancah perjuangan dalam membela islam dengan ilmu dan keimanan yang kita miliki.
wawllahu a’lam bish-shawwab.
Referensi
http://www.asharqalarabi.org.uk/sabil/f-alislam-8.htm
Tadzkirotul hufazh,
http://www.alanba.com.kw/weekly/kuwait-news/islamic-faith/100836/19-03-2010من-اعلام-الافتاء-الامام-ابو-ثور
https://pencarijalanulama.wordpress.com/2011/12/15/perkembangan-fiqih-iv-masa-tabit-tabiin-dan-imam-mazhab/
http://zamzamisaleh.blogspot.co.id/2011/08/nama-nama-mujtahid-mazhab-dalam-mazhab_163.html
http://noternative.blogspot.co.id/2014/04/ulama-yang-berpindah-ke-madzhab-syafi.html
https://livaregina.wordpress.com/2014/10/04/muncul-nya-madzhab-fiqh/
http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?ID=2147&bk_no=60&flag=1
https://ar.wikipedia.org/wiki/أبوثورالكلبي
التاريخ الصغير» للبخاري (٢/ ٣٤١)، «الجرح والتعديل» لابن أبي حاتم (٢/ ٩٧)، «الفهرست» للنديم (٢٦٥)، «تاريخ بغداد» للخطيب البغدادي (٦/ ٦٥)، «وفيات الأعيان» لابن خلكان (١/ ٢٦)، «اللباب» (٣/ ١٠٤)، «الكامل» (٧/ ٧٥) كلاهما لابن الأثير، «سير أعلام النبلاء» (١٢/ ٧٢)
oleh : Fadilah Aini 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar