I. Pendahuluan .
Islam
merupakan agama yang Allah turunkan sebagai petunjuk sekaligus pengatur segala
aspek kehidupan manusia . Baik kaitannya dengan Robbnya dalam bentuk Aqidah dan
Ibadah maupun dengan sesama manusia dalam bentuk
fiqih yang keduanya dilapisi oleh indahnya adab etika maupun akhlaq yang
membalut setiap sisinya .
Dalam hal fiqih sendiri
tampak jelas bukti indahnya ajaran Islam , yaitu dengan adanya berbagai macam
madzhab yang menjadi rujukan kaum muslimin . Empat diantaranya telah ulama'
sepakati keabsahannya , sebagai rincian madzhab Hanafiyyah dengan Imam Abu
Hanifah sebagai pionirnya , lalu madzhab Malikiyyah dengan Imam Maliknya,
madzhab Syafi'iyyah dengan Imam Syafi'inya serta madzhab Hanbali/ Hanabilah
dengan Imam Ahmadnya.
Selain empat madzhab di
atas ditambahkan juga dua madzhab yang menjadi pembanding antara madzhab
tersebut disebabkan adanya perbedaan pada ushul madzhabnya. Diantaranya ialah
madzhab Dhohiriyah yang digagas oleh Imam Dawud Adh Dhohiri[1]
dan madzhab Syi'ah Zaidiyyah yang
dinisbatkan penamaannya pada Imam mereka Zaid bin Ali (Zaynal Abidin).[2]
Selain enam madzhab
yang telah penulis sebutkan , masih ada madzhab lain yang dianut umat Islam
seperti madzhab Imam Hasan Al Bashri yang tersebar di Bashrah juga madzhab Imam
Al Auza'i yang tersebar di Syam dan Andalusia (selain ahli fiqih AlAuza'I juga
seorang ahli hadits)[3]
. Selanjutnya dalam makalah ini penulis akan memaparkan bahasannya berkenaan
dengan Imam Al Auza'i sebagaimana berikut
II. Pembahasan.
Al
Auza'i adalah seorang imam ahli fiqih yang hidup pada masa tabi'ut tabi'in[6] .
Beliau bernama lengkap Abdurrahman bin Muhammad
(lebih terkenal dengan nama Abdurrahman bin Amr...)Asy Syami Al Auza'i [7] . Beliau lahir di Al Auza' yaitu sebuah desa
di dekat pintu faradis di Damasqus (dalam riwayat lain disebutkan beliau lahir
di Baklabak[8]) pada
tahun 88 H [9] atau
delapan tahun setelah lahirnya Imam Abu Hanifah. Ayahnya meninggal sejak beliau
masih kecil seperti yang diceritakan oleh Abbas bin Al walid:
"
Aku tidak melihat ayahku takjub kepada salah seorang di dunia melebihi
ketakjubannya terhadap Al Auza'i , ayahku berkata "Maha Suci Engkau ya
Allah Engkau berbuat sekehendakMu, sesungguhnya Al Auza'i adalah seorang yang
yatim lagi fakir yang hidup dalam asuhan ibunya , ia berpindah dari satu
negeri negeri yang lain [10]..."
Begitu
juga yang dikisahkan oleh Al fasawy dari Al Abbas bin Al Walid bin Al Mazyad
dari syaikhnya , mereka berkata :
" Al
Auza'i berkata: 'Ayahku meninggal ketika aku masih kecil..'"
Al
Auza'i termasuk ulama' yang memiliki kegigihan serta semangat belajar yang
tinggi sejak kecil. Dikisahkan dalam kitab Hayatut Tabi'in ,"Pada suatu hari aku bermain-main dengan anak-anak sebayaku,
maka lewatlah seseorang (dikenal sebagai seorang syaikh yang mulia dari Arab),
lalu anak-anak lari ketika melihatnya, sedangkan aku tetap di tempat. Lantas
Syaikh tersebut bertanya kepadaku, “Kamu anak siapa?”; maka saya menjawabnya.
Kemudian dia berkata lagi, “Wahai anak saudaraku, semoga Allah merahmati
ayahmu.” Lalu dia mengajakku kerumahnya, dan tinggal bersamanya sehingga aku
baligh. Dia mengikutsertakan aku dalam dewan (kantor/mahkamah pengadilan) untuk
bermusyawarah dan juga ketika pergi bersama rombongan ke Yamamah. Tatkala aku
sampai di Yamamah, aku masuk ke dalam masjid jami’. Tatkala aku keluar masjid
ada seorang temanku berkata kepadaku, “Saya melihat Yahya bin Abi Katsir (salah
seorang ulama Yamamah) kagum kepadamu; dan dia mengatakan, ‘Tidaklah saya
melihat di antara para utusan itu ada yang lebih mendapatkan petunjuk daripada
pemuda itu!’” Al-Auza’i berkata, “Kemudian aku bermajelis dengannya dan menulis
ilmu darinya hingga 14 atau 13 buku, kemudian semuanya terbakar.”[11]
B. Sifat dan
Karakteristiknya.
Berdasarkan kitab-kitab
biografi yang tersebar salah satunya adalah Min A'lamis Salaf karya Ahmad
farid, dikisahkan bahwa Al Auza'i berperawakan tinggi, sedikit dagingnya dan
suka mewarnai kukunya dengan inai . Beliau juga seorang yang khusyu' ibadahnya
, besar rasa takutnya pada Allah dan tidak menundukkan diri pada penguasa
bahkan penguasa-penguasa tersebut yang segan terhadapnya .
Karena kewibawaanya, sekalipun tak pernah beliau
tertawa hingga terbahak-bahak , karena ketaqwaannya setiap kata yang mengalir dari lisannya
senantiasa menghantam dalam kelubuk jiwa siapapun yang mendengarnya[12], beliau
sangat menjunjung sunnah dan tidak gentar dalam menyerukan kebenaran.
C. Faktor
Pendorong Keilmuannya .
Sebagaimana
yang telah penulis jelaskan sebelumnya, Al Auza'I adalah salah satu ulama' yang
telah yatim semenjak kecilnya , sehingga ia tidak berguru kepada ayahnya
seperti halnya ulama'-ulama' yang lain . Namun perlu diketahui bahwa Al Auza'i
tumbuh melewati dua masa yakni daulah bani Umayyah serta daulah bani Abbasiyah .
Pada masa Umawiyah sendiri Islam
mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam bidang pendidikan,[13]
maka tidak menutup kemungkinan hal tersebut memiliki andil yang besar terhadap kualitas
serta kuantitas ilmu yang Al Auza'i
miliki.
Selain itu beliau juga hidup semasa
dengan ulama' sekelas Abu Hanifah , dan menimba ilmu dari ulama' ahli hadits
seperti Ibnu Syihab Az zuhry[14]
juga belajar fiqih kepada Makhul bin Abi muslim Al Hudzaly yang senantiasa
mengucapkan:
لا حول ولا قوة
إلا بالله العلي العظيم هذا رأي و الرأي يخطئ و وصيب ketika
berfatwa.[15]
Dapat
kita baca dalam kitab-kitab sejarah, kisah Al Auza'i beserta perjalanan beliau
dalam melanglang buana menuntut ilmu telah sampai ke daerah Yamamah hingga
berguru kepada Yahya bin Abi Katsir[16].
Selebihnya beliau juga ke Bashroh kurang lebih selama 40 hari [17]dan
meninba ilmu kepada Muhammad bin Sirin[18].
D. Peran dan
Kiprah Al Auza'i dalam Perkembangan Fikih.
Al Auza'i merupakan salah satu
ulama' ahli fiqih yang akhir-akhir ini madzhabnya kurang di kenal oleh
masyarakat dunia. Padahal dahulu madzhab tersebut pernah berjaya dan banyak
dianut oleh masyarakat Syam dan Andalusia dibawa oleh sebagian penduduk Syam
yang berimigrasi ke daerah tersebut.
Hal
tersebut di dasari oleh beberapa faktor diantaranya ialah karena terbakarnya
tulisan beliau yang berjumlah sekitar 13-14 buah buku. Oleh sebab itu maka tidak heran jika
sangat jarang bahkan hampir-hampir tidak
pernah kita temui karya-karya beliau dalam bentuk tulisan.
Selain
karena sebab di atas , pada abad yang sama khususnya pertengahan abad ketiga
hijriyyah tersebar juga madzhab Syafi'iyyah di Syam sedangkan di Andalusia
mulai tersebar madzhab Malikiyyah. Dengan
begitu maka sangat di mungkinkan hal
tersbut menghambat perkembangan serta penyebaran madzhab Al Auza'i.
Meskipun
demikian Al Auza'i memiliki kiprah yang sangat besar pada masanya . Ketika Al
Hakam bin Hisyam berkuasa di Andalusia (sekarang Spanyol) Al Auza'i telah menjawab
sekitar 80.000 [19](dalam
riwayat lain disebutkan beliau mengeluarkan sebanyak 70.000 fatwa) persoalan
fiqih berdasarkan hafalannya.
Hal
tersebut merupakan buah dari luasnya ilmu serta banyaknya hadits yang beliau
hafal sampai-sampai Ibnu Ishaq mengungkapkan pendapat mengenai beliau
"Apabila Al Auza'i , Ats Tsauri dan Malik telah sepakat terhadap suatu
persoalan , maka itu adalah sunnah".[20]
Al Auza'I memiliki
sumbangsih yang besar terhadap perkembangan perekonomian Islam. Salah satu
bukti kiprahnya adalah dengan menjadi penggagas orisinil dalam ilmu ekonomi
syariah. Contohnya adalah gagasan beliau tentang kebolehan dan kesahihan sistem
muzara’ah sebagai bagian dari bentuk murabahah dan membolehkan peminjaman
modal, baik dalam bentuk tunai atau sejenis[21] yang sampai saat ini masih di kerjakan oleh kaum muslimin.
Bolehnya muzara'ah sesuai dengan berbagai riwayat
hadis, antara lain; Dari Nafi’ dari Abdullah Ibn Umar ra, bahwa ia pernah
mengabarkan kepada Nafi’ ra pernah memperkejakan penduduk Khaibar dengan syarat
bagi dua hasil kurmanya atau tanaman lainnya.
Perlu
diketahui, ciri khas dari madzhab Al Auza'i ialah tidak di gunakannya qiyas
sebagai ushul madzhab. Sebab beliau adalah seorang penghafal hadits yang tidak
suka berfatwa menggunakan qiyas[22],
melainkan mengutamakan hadits meskipun hadits tersebut belum jelas
keshohihannya seperti halnya imam Malik bin Anas.
E.Wafatnya.
Sebagaimana
yang telah dijelaskan melalui beberapa riwayat , Al Auza'i Wafat pada hari Ahad
bulan Robi'ul Awwal 157 H pada usia ±69 tahun dan
dimakamkan di kota Beirut. Kisah yang beredar tentang beliau menceritakan bahwa
ketika itu beliau memasuki kamar mandi ,
sedang pemilik kamar mandi tengah sibuk sehingga ia mengunci kamar mandi
tersebut kemudian ia pergi, tak di sangka ternyata Al Auza'i terpeleset
sehingga terjatuh. Selang beberapa waktu pemilik kamar mandi membuka pintu
kamar mandi. Alangkah kagetnya ia setelah mendapati Al Auza'i meninggal dunia
dalam posisi tidur menghadap kiblat sedang tangan kanan beliau terletak dibawah
pipi kanan sebagaimana posisi rosulullah ketika tidur. [23]
Begitulah sekelumit kisah tentang
wafatnya Al Auza'i yang sampai kepada kita melalui lisan serta tulisan para
ulama' yang menyebarkannya. Memberikan kita pelajaran bahwa kapanpun dan
dimanapun kita berada maut pasti mengintai tanpa pernah memandang siapa yang
targetnya. Nas'alullahal 'Afiyah.. Wa Nas'aluhu Husnal Khotimah..
F. Kisah Menarik Tentang Keberanian
Al Auza'i Menentang Penguasa Dzolim.
Dari Ya'qub bin Syaibah , bercerita
kepada kami Abu Abdil Malik bin Al Farisy yaitu Abdurrohman bin Abdul Aziz , Al
Firyabi bercerita kepada kami bahwa Al Auza'I bercerita:" Setelah Abdullah
bin Ali -Paman As Saffah- selesai
membunuh keluarga besar bani Umayyah , ia memanggilku untuk menghadap, pada
hari itu saja ia membunuh lebih dari 70 orang , yang sebagiannya dibunuh
menggunakan martil .Maka akupun menemuinya .
Abdullah bin Ali bertanya:"Apa pendapatmu mengenai darah (nyawa)
Bani Umayyah (yang kami bunuh)?"
maka aku mengelak untuk memberi
jawaban.
Namun Abdullah
bin Ali mendesak " Aku tahu ke arah mana kau hendak mengelak. Jawablah sekarang!"
Dalam
hatinya Al Auza'i berbisik 'Aku tak pernah melihat orang yang lincah berbicara seperti dirinya'. Lalu
Al Auza'i berkata kepada Abdullah bin
Ali, " Mereka memiliki perjanjian dengan Anda."
Abdullah
bin Ali menukas , "Kalau begitu , anggap saja antara kami dan mereka tak ada perjanjian. Lalu apa
pendapatmu mengenai darah mereka?."
Dengan
tegas aku menjawab, "Haram! Berdasarkan sabda Nabi
Abdullah
bin Ali berkata ,"Celakalah engkau ! Kenapa haram? Bukankah Kekhilafahan itu wasiat dari Rosulullah (untuk
Bani Hasyim)?Sampai Ali bin Abi
Tholib mempertahankannya dalamm perang Siffin?."
Aku menjawab dengan tegas, " Andaikata
khilafah itu wasiat , sudah tentu Ali bin Abi Tholib tidak Ridho dengan
peristiwa tahkim ."
Mendengar jawaban itu , Abdullah bin
Ali menundukkan kepalanya menahan
marah. Akupun menundukkan kepala. Keadaan itu berlangsung cukup lama Akhirnya aku berkata pada
Abdullah bin Ali, "Saya ingin kencing."
Abdullah
bin Ali berkata ,"pergilah."
Sambil
melangkah pergi aku berbisi dalam hati 'Tidaklah saya melangkahkan kakiku satu langkah pun , melainkan kepalaku akan
di penggal saat itu juga.'[25]
G. Guru-guru beliau, di
antaranya:
1.
Atho' bin
Robah
2.
Abu Ja'far Al
Baqir
3.
'Amr bin
syu'aib
4.
Makhul
5.
Qotadah
6.
Bilal bin
Sa'ad
7.
Az Zuhri
8.
Yahya bin Abi
Katsir
9.
Hassan bin
Athiyah
10. Yunus bin Maisaroh
H.
Murid-murid beliau , di antaranya:
1.
Ibnu Syihab Az
Zuhri
2.
Abu Ishaq Al
Fazary
3.
Baqiyyah bin
Al Walid
4.
Ismail bin
'Ayyasy
5.
Yahya Al
Qoththon
6.
Muhammad bin
Yusuf Al Firyaby
7.
Abul Mughiroh
Al Himshy
8.
Abu 'Ashim An
Nabil
9.
Muhammad bin
Katsir Al Mishshishy
10. 'Amr bin Abdul Wahid[26]
I.
Pendapat Ulama' Tentangnya .
1.
Adz Dzahabi:
"Dia
lah yang pertama kali membukukan ilmu di Syam"
2.
Ismail bin Abbas:
"Aku
mendengar manusia pada tahun 140 H berkata ' Ulama'
hari ini adalah Al Auza'i' ."[27]
3.
Al Walid bin Mazid:" Aku idak melihat seorang pun yang lebih cepat kembali
kepada Al Haq melebihi dirinya."[28]
III.
Penutup.
Alhamdulillah
, dengan izin Allah tunai sudah kewajiban penulis untuk menulis makalah dengan judul "AL AUZA'I, DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGAN
FIQIH" guna memenuhi
tugas mata kuliah Al Madkhol Lid Dirosatil Fiqhiyyah . semoga tulisan ini Allah nilai sebagai amal jariyah bagi
penulis.
Sepenuhnya
penulis menyadari jika dalam karya tulis ini masih banyak didapati kekurangan baik dari sisi tulisan maupun
substansi. Oleh karenanya besar harapan penulis agar para pembaca
menghendaki adanya ishlah demi
mewujudkan adanya karya penulis yang
lebih baik.
Wallahu
A'lamu Bish Showab.
Daftar
Pustaka
Asqolani , Al-, Ibnu Hajar,1326, Tahdzibut
Tahdzib,India, Dairotul Ma'arif
An Nidlomiyyah,cet pertama, jilid 6
Bek
, Muhammad Al Khudhory, 2013,Tarikhut Tasyri' Al Islamy, Beirut , Darul kutub Al
Ilmiyyah.
Bukhori,
Al-, Muhammad bin Ismail bin Ibrohim,2015,Shohih Bukhori, Beirut , Darul Kutub Al Ilmiyyah.
Dhorifi,
Adh-,Nashir bin Aqil bin Jasir, 1997, Tarikhul Fiqhil Islami,Maktabah At Taubah,
cetakan Kedua.
Dzahabi,
Adz-, Syamsuddin,2010, Siyaru A'lamin
Nubala',Lebanon,Darul Kutub
Al Ilmiyyah
Farid
, Ahmad, 2008, 60 Bigrafi Para Ulama', Jakarta , Pustaka Kautsar.
Farid
,Ahmad, Min A'lamis Salaf, (pdf Maktabah Syamilah).
Hamadani,
Al-, Yasir bin Ahmad bin Mahmud, Hayatut Tabi'in (Maktabah Syamilah)
Hirdzili
,Al-,Abul Abbas Syamsuddin Abbas, Wafiyatul A'lam Wa Abna'u Abna'i
Zaman, Beirut ,Darus Shodir.
Qusyairy,Al-,
Muslim bin Hajjaj bin, 2015, Shohih Muslim , Beirut, Darul Kutub Al Ilmiyyah.
http://ratnatus.blogspot.co.id/2012/08/perkembangan-pendidikan-pada- masa.html, diakses pada hari Rabu, 2
Mei 2018, pukul 02.25 WIB.
https://abulfurqhan.blogspot.co.id/2017/06/imam-al-auzai-88-157-h.html,
diakses pada Kamis 3 Mei 2018. Pukul 10.05.
Muslim bin Al Qusyairy, Shohih
Muslim, ( Beirut , Darul Kutub Al Ilmiyah), 2015 M, cet kedelapan, hlm 662,
hadits ke 1676 dan Muhammad bin Ismail
bin Ibrohim,Shohih Bukhori ,( Beirut , Darul Kutub Al Ilmiyyah), 2015, cet
kesembilan , hlm 1247, hadits ke 6878.
[13] http://ratnatus.blogspot.co.id/2012/08/perkembangan-pendidikan-pada-masa.html, diakses pada hari Rabu, 2
Mei 2018, pukul 02.25 WIB.
[14] Yasir bin Ahmad bin Mahmud bin Ahmad
bin Abdil Hamd Al kuwayyis Al Hamadany,
Hayatut Tabi'in ,juz 1, hlm 1512.
[15] Nashir bin Aqil bin Jasir Adz Dlorifi, Tarikhul Fiqhil Islami, Maktabah
At taubah ,1997 M, Cet kedua, hlm 73.
[17] https://abulfurqhan.blogspot.co.id/2017/06/imam-al-auzai-88-157-h.html, diakses pada Kamis 3 Mei
2018. Pukul 10.05.
[21] http://rohman-utm.blogspot.co.id/2011/10/pemikiran-ekonomi-islam-abdurrahman-al.html, di akses pada ,Ahad 6 Mei 2018,
pukul 07. 02.
[22] Muhammad Al Khudlori Bek, Tarikhut Tasyri' Al Islamy,( Beirut, Darul
Kutub Al 'Ilmiyyah), 2013 M, hlm 179.
[26] Yasir bin Ahmad bin Mahmud bin Ahmad
bin Abdil Hamd Al kuwayyis Al Hamadany,
Hayatut Tabi'in ,juz 1, hlm 1514.
[28] Abul Fadhl Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Hajar Al Asqolani,
Tahdzibut Tahdzib, (India , Dairotul Ma'arif An Nidhomiyyah), 1326 H, cet
pertama, jilid 6, hal 241.
oleh : Aisyah Amalia Mujahidah
oleh : Aisyah Amalia Mujahidah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar