NEW

mengenal aimmah 4 madzhab dan usul madzhabnya

تعريف باللأئمة اللأربعة و أصول مذاهبهم      v             اللإمام أبو حنيفة ·          هو النعمان بن ثابت بن زوطى – من أصل الفار...

Sabtu, 26 Mei 2018

MENGENAL IMAM AL-LAITS BIN SA’AD (94 H-175 H)[1]

Al-Laits bin Sa’ad adalah seorang Ulama ahli fiqih, perawi hadits dan cendikiawan Muslim yang hidup pada masa kekuasaan Bani Umayyah. Nama beliau adalah Al-Laits bin Sa’ad bin Abdirrohman Al-Fahmi. Beliau mendapat julukan Al-Harits atau Abu Al-Harits Al-Fahmi. Imam Al-Laits adalah seorang guru besar di Mesir.
Abu Nu’aim berkata,” Diantara ulama-ulama salaf itu, ada seorang ulama yang dermawan, ilmunya banyak, dan hartanya juga melimpah, dia adalah Abu Al-Harits bin Sa’ad. Al-Laits banyak mengetahui hukum-hukum Islam dan sangat dermawan.”
Al-Laits termasuk pemimpin Tabi’ Tabi’in, dan ulama-ulama yang hidup sezaman dengannya adalah Malik, Sufyan dan Al-Auza’i. Dengan adanya para ulama tersebut Allah menjaga agama Islam dan menghidupkan panji-panji sunnah serta menghancurkan orang-orang yang berbuat bid’ah.
Semoga Allah memberikan rahmatNya yang luas kepada mereka semua.
·         Nama, Kelahiran dan Nasab imam Al-Laits
Beliau adalah Al-Laits bin Sa’ad bin Abdirrohman Al-Fahmayyu Abu Al-Harits Al-Mishri, budak dari Abdurrohman bin Kholid bin Musafir.
Sebagian orang mengatakan bahwa Al-Laits adalah budak dari Bani Tsabit bin Zha’in, kakek dari Abdurrohman bin Musafir. Keluarga Al-Laits berkata,”Kami berasal dari Persia, yaitu dari keluarga Asbahan.”
Al-Laits dilahirkan di Qarqasyandah, yaitu sebuah desa yang terletak sekitar empat Farsakh[2] dari ibukota Mesir, Kairo. Beliau lahir pada tahun 94 H. Namun, ada perbedaan mengenai tahun kelahirannya.
Menurut Yahya bin Bukair, beliau mengatakan bahwa Al-Laits lahir pada tahun 93 H. Akan tetapi Sa’id bin Abi Maryam mengatkan bahwa pendapat pertama yang paling shohih.
Yahya berkata, Aku pernah mendengar Al-Laits berkata,”Aku dilahirkan pada bulan Sya’ban, tahun ke-4.” Al-Laits berkata lagi,”Aku menunaikan haji pada tahun 113 H.”
Perkataan Al-Laits ini didengar oleh banyak orang diantaranya; Atho’ bin Abi Robah, Ibnu Abi Mulaikah, Nafi’ bin Umaroy, Sa’id bin Sa’id Al-Maqbury dan masih banyak lagi.[3]

·         Sifat dan Kepribadiannya
Al-Laits bin Sa’ad adalah seorang ulama yang berkepribadian mulia. Seorang yang faqih dan fashih dalam berbahasa arab. Bacaan Al-Qur’annya bagus dan memiliki hafalan yang kuat. Beliau banyak menghafal hadits serta syair-syair[4] selain itu ia juga seorang yang setia , kaya lagi dermawan .
Beliu adalah orang yang mudah bersosialisasi, menghabiskan banyak waktunya bersama manusia dengan menggelar halaqoh ilmu . Teman-teman beliau antara lain Iman Malik bin Anas, Sufyan Ats tsauri, Sufyan bin ‘Uyainah, serta Al Auza’i.[5]
Dari As’ad bin Musa, dia berkata,”Pada waktu Abdullah bin Ali mencari Bani Umayyah untuk dibunuhnya, aku memasuki negara Mesir.  Aku melihat banyak orang menghafal hadits, dan aku pun ikut kedalam majelis ta’lim Al-Laits bin Sa’ad.
Setelah Al-Laits selesai dari majelis ta’limnya maka aku keluar. Namun, aku melihat ada seorang pembantu Al-Laits mengikutiku sampai ke lorong-lorong kecil.
Setelah berjalan beberapa lama, pembantu itu berkata,”Duduklah sampai aku kembali,” dan aku pun lalu duduk. Ketika pembantu itu kembali, dan aku hanya seorang diri ditempat itu, dia memberikan kepadaku bungkusan yang didalamnya terdapat 100 dinar.
Pembantu itu berkata,”Tuanku berpesan agar kamu menggunakan uang ini untuk keperluanmu.” Sedang di kantongku sendiri ada 1000 dinar, aku mengeluarkan kantong itu dan berkata kepadanya,”Aku tidak membutuhkan uang itu, bolehkah aku menemui tuanmu?” dan dia mengizinkanku.
Aku masuk memperkenalkan diri kepada tuannyadan meminta maaf atas uang yang aku kembalikan kepadanya.” Dia menjawab,”Ini adalah pemberian bukan shodaqoh.”
Aku berkata lagi,”Aku khawatir ketika aku kembali aku menjadi orang kaya.” Dia berkata,”Kalau begitu berikanlah uang itu kepada orang-orang yang sibuk dengan hadits yang membutuhkan yang kamu temui.” Dan Al-Laits senantiasa menyodorkan uang itu samapai aku mengambilnya, kemudian aku bagi-bagikan kepada segolongan kaum.”[6]

·         Rihlah Tholabul ‘Ilmi
Setiap orang yang berilmu tidak akan menetap pada suatu tempat. Seperti halnya kebanyakan ulama, Imam Al-Laits melakukan beberapa perjalanan dalam rangka menuntut ilmu.
Sejak kecil Al-Laits telah menimba ilmu, tepatnya pada masa khalifah Hisyam bin Abdil Malik. Setelah menimba ilmu dari ulama di negrinya (Mereka dan Al-Laitspun mengadakan perjalanan (rihlah). Al-Laits bin Sa’ad mengadakan perjalanan menuju Mekah untuk melaksanakan Ibadah haji dan bertemu dengan Atha’ bin Robah, lalu menimba ilmu darinya. Selain itu Al-Laits juga bertemu dengan Ibnu Syihab, kemudian belajar darinya. Ketika itu beliau berumur 13 tahun.
Ketika umurnya telah mencapai 61 tahun Al-Laits mengadakan perjalanan menuju Iraq.[7] Abu Sholih berkata,”Aku keluar dari Mesir bersama Al-Laits menuju Iraq pada tahun 161 H, kami berangkat pada bulan Sya’ban, dan kami tiba Baghdad pada hari raya ‘Idul Adha.”[8]

·         Sanjungan para Ulama’ Terhadapnya
Diriwayatkan dari Harmalah bin Yahya, bahwasanya Imam Syafi’i berkata,”Al-Laits bin Sa’ad adalah orang yang paling mengikuti atsar daripada Imam Malik bin Anas.”[9]
Dari Sulaim bin Mansur,”Aku mendengar ayahku berkata, Sesungguhnya Al-Laits bin Sa’ad setiap tahunnya menetapkan bagi dirinya untuk bersedekah setiap tahunnya 50.000 dinar. Apabila telah tiba waktu satu tahun dan dia belum mengeluarkan hartanya, maka dia berhutang.”[10]
Dari Ahmad bin Abdirrohman bin Wahab, dari Imam Syafi’i berkata,”Al-Laits lebih faqih dari Imam Malik, akan tetapi murid-muridnya menyia-nyiakan beliau.”[11]
Muhammad bib Sa’ad berkata,”Al-Laits adalah orang yang tsiqoh, menghafal banyak hadits. Beliau sibuk dengan fatwa pada zamannya di Mesir. Beliau seorang yang pemurah, mulia lagi dermawan.”
Utsman bin Shalih mengatakan,”Penduduk Mesir mencela sahabat Nabi, Utsman bin Affan. Sehingga muncullah Al-Laits bin Sa’ad menuturkan hadits kepada mereka tentang keutamaan Utsman, sehingga mereka berhenti dari hal itu.”[12]

·         Karya Imam Al-Laits
Sudah menjadi tradisi para Ulama terdahulu bahwa menyampaikan ilmu yang mereka miliki, tidak hanya disampaikan tidak hanya melalui halaqoh-halaqoh ilmu ataupun mimbar-mimbar. Para ulama juga menyebarkan ilmu melalui coretan pena dan karya tulis, sehingga melalui karya-karya itulahnama mereka harum sepanjang sejarah. Begitu juga Imam Al-Laits bin Sa’ad sebagai seorang ulama yang memiliki berbagai disiplin ilmu disamping menebar ilmu melalui masjid dan halaqoh beliau juga menuliskannya menjadi sebuah karya, diantara kitab yang beliau tulis adalah At-Tarikh dan Al-Masail fil Fiqh.[13]

·         Guru-guru imam Al-Laits
1.      Atha’ bin Abi Robah
2.      Ibnu Abi Mulaikah
3.      Nafi’ Maulaa Ibnu Umar
4.      Said bin Abi Sa’id Al-Miqbury
5.      Ibnu Syihab Az-Zuhri
6.      Abdurrohman bi Qosim
7.      Harits bin Ya’qub
8.      Hisyam bin ‘Urwah
9.      Shofwan bin Sulaim
10.  Abu Zinad, dll.[14]

·         Murid-muridnya
1.      Syu’aib
2.      Muhammad bin ‘Ajlan
3.      Hisyam bin Sa’ad
4.      Ibnu Luhaiah
5.      Hasyim bin Basyir
6.      Qais bin Ar-Robi’
7.      ‘Athof bin Kholid
8.      Ibnu Al-Mubaarok
9.      Ibnu Wahab
10.  Marwan bin Muhammad, dll.[15]

·         Wafat
Al-Laits bin Sa’ad wafat pada tahun 175 H. malam jum’at pada pertengahan bulan Sya’ban.[16]
Khalid bin Abdussalam Ash-Shadafi berkata,”Aku telah menyaksikan jenazah al-Laits bersama ayahku. Aku tidak pernah melihat ada jenzah yang lebih mulia dari jenazah Al-Laits, aku melihat semua orang bersedih, mereka saling menghibur satu sama lain, mereka menangis, hingga aku berkata,”Wahai ayahku, setiap orang merasa memiliki jenazah itu.” Ayahku berkata,”Wahai anakku, kamu tidak akan melihat jenazah seperti itu.”[17] Beliau wafat 4 tahun sebelum wafatnya Imam Malik, lalu dimakamkan dipemakaman Shadaf.

DAFTAR PUSTAKA

Dzahabi, Adz-, Syamsuddin, 2010, Siyar A’lamun Nubala’, Lebanon, Daar Al-Kutub
Al-Ilmiyah.
Asqolani, Al-, Ahmad Ibnu Hajar, 1326 H, Tahdzib At-Tahdzib, India, Daairoh Al-Ma’arifah
            An-Nidzomiyah.
Hamadani, Al-, Yasir bin Ahmad bin Mahmud, Hayaatu At-Tabi’in, (Maktabah Syamilah)
Farid, Ahmad, 2008,60 Biografi Ulama Salaf, Pustaka Al-Kautsar,cet ketiga.
Farid Ahmad, Min A’lamis Salaf,( Maktabah Syamilah).
Ashfahani, Al-, Abu Nu’aim,2014, Hilyatul Auliya’, Beirut: Daar Al-Kotob Al-Ilmiyah,jilid: 7
 diakses pada hari Rabu , 9 Mei 2018.
http://moslempurnama.blogspot.co.id/2016/10/al-laits-bin-saad-pemuka-ahli-ilmu-mesir.html, diakses pada hari Rabu, 9 Mei 2018.




[1] Yasir bin Ahmad bin Mahmud al-Hamadani, Hayaatu At-Taabi’in, (Maktabah Syamilah), hlm: 1666
[2] Farsakh adalah satuan ukuran jarak, dimana satu Farsakh sekitar 8km atau ¾ mil.
[3] Imam Syamsuddin Ad-Dzahabi, Siyar A’lamun Nubala’, (Daar Al-Kutub: Lebanon), jilid:6, hlm: 344
[4] Yasir bin Ahmad bin Mahmud Al-Hamdani, Hayaatu At-Tabi’in, hlm: 1669-1670
[5] Ahmad Farid, Min A’lamis Salaf,hlm 2,(Maktabah Syamilah)
[6] Syaikh Ahmad Farid, 60 Biografi Ulama Salaf, (Pustaka Al-Kautsar), hlm: 242-243
[7] Abu Al-Fadl Ahmad bin Muhammad bin Ahmad ‘Aly bin Ahmad Ibnu Hajar Al-Asqolani, Tahdzib At-Tadzhib, (India: Daairoh Al-Ma’rifah An-Nidzomiyah), hlm: 462
[8] Imam Syamsuddin Adz-Dzahabi, Siyar A’lam An-Nubala’, (Lebanon: Daar Al-Kotob Al-Ilmiyah), jilid: 6, hlm: 347
[9] Abu Nu’aim Al-Ashfahani, Hilyatul Auliya’, (Beirut: Daar Al-Kotob Al-Ilmiyah), jilid: 7, hlm: 373
[10] Abu Nu’aim Al-Ashfahani, Hilyatul Auliya’, (Beirut: Daar Al-Kotob Al-Ilmiyah), jilid: 7, hlm: 376
[11] Yasir bin Ahmad bin Mahmud Al-Hamdani, Hayaatu At-Tabi’in, hlm: 1672
[12] http://moslempurnama.blogspot.co.id/2016/10/al-laits-bin-saad-pemuka-ahli-ilmu-mesir.html
[13] http://muhamadamrozi.blogspot.co.id/2016/07/imam-al-laits-bin-saad-dan-madzhabnya.html
[14] Yasir bin Ahmad bin Mahmud Al-Hamdani, Hayaatu At-Tabi’in, hlm: 1667
[15] Abu Al-Fadl Ahmad bin ‘Ali bin Muhammad bin Ahmad Ibnu Hajar Al-Asqolani, Tahdzib At-Tahdzib, (India: Daairoh Al-Ma’arifah An-Nidzomiyah), hlm: 460
[16] Yasir bin Ahmad bin Mahmud Al-Hamdani, Hayaatu At-Tabi’in, hlm: 1666
[17] Syaikh Ahmad Farid, 60 Biografi Ulama Salaf, (Pustaka Al-Kautsar), hlm: 248


oleh ; Alifah Nuril Izzati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar