NEW

mengenal aimmah 4 madzhab dan usul madzhabnya

تعريف باللأئمة اللأربعة و أصول مذاهبهم      v             اللإمام أبو حنيفة ·          هو النعمان بن ثابت بن زوطى – من أصل الفار...

Rabu, 23 Oktober 2019

mengenal aimmah 4 madzhab dan usul madzhabnya

تعريف باللأئمة اللأربعة و أصول مذاهبهم

     v            اللإمام أبو حنيفة
·         هو النعمان بن ثابت بن زوطى – من أصل الفارسي
*        Zutho termasuk tawanan, mereka dari bani Tamim, dan pada masa khalifah Ali dibebaskan.
·         ولد بالكوفة وتوفي ببغداد (٨٠-  ١٥٠ه / ٦٩٩-٧٦٧ م)
·         كان يبيع الخز ويطلب العلم في صباه
*        Abu Hanifah hidup disekitar ma’danul ‘ilm/ di tempat sentral ulama, majlisul ‘ulama & mulazamatu asy-syaikh.
*        Abu Hanifah juga belajar ilmu kalam/ ilmu mantiq.
·         عرف بكثرة الاجتهاد وأخذه بالقياس
·         قول العلماء على أبي حنيفة :
-         قال الإمام الشافعي : الناس عيال في الفقه على أبي حنيفة
-         قال الإمام الملك : والله إنه لفقيه
*        Imam Malik berkata: seandainya Abu Hanifah mengatakan tiang masjid itu terbuat dari emas maka Abu Hanifah mampu mempertahankan hujjahnya.
-         قال الإمام ابن المبارك : الفقه عيال حتى جاء أبي حنيفة
·         أراده عمر بن هبيرة - أمير الكوفة -  قاضيا فامتنع ورعا, وأراده المنصور على القضاء ببغداد فأبى, فحلف عليه ليفعلن, فحلف أبو حنيفة لا يفعل, فحبسه إلى ان مات رحمه الله.
·         قد أدرك ستة من أصحاب الرسول هم :


-         أنس بن مالك
-         عبد الله بن الحارث
-         ابن أوفى
-         ابن الواثلة الرضي
-         معقل بن يسار
-         طفيل


·         شيوخه :
-         حماد بن أبي سليمان
-         بلغ أربع ألف شيخ وفيه سبعة من الصحابة و ثلاثة و تسعون من التابعين
·         تلاميذه:


-         أبو يوسف
-         محمد بن الحسن الشيبان
-         زفر بن الهذيل
-         دواد الطالبي
-         أسد بن عمرو
-         الحسن بن زياد اللؤلؤي



Selasa, 22 Oktober 2019

Flakka ’Zombie’ dan Indonesia Darurat Narkoba

Flakka ’Zombie’ dan Indonesia Darurat Narkoba
Oleh: Aulia Fauziyyah

Jika dilihat dari keadaan Negara kita saat ini, bukanlah suatu hal yang biasa dengan maraknya  kekacauan yang diam-diam merusak moral bahkan kehidupan kita yang sangat berharga. Saat ini bahkan detik ini mulai berkeliaran kasus-kasus narkoba yang memenuhi berita luar negeri bahkan dalam negeri sekalipun. Tidak bisa dipungkiri bahwa korbannya tidak hanya dari generasi remaja saja bahkan anak-anakpun turut menjadi korban kerusakan itu.
Narkoba jenis Flakka baru-baru ini menghebohkan masyarakat Indonesia, efek sampingnya membuat penggunanya terlihat seperti zombie bahkan dalam jangka panjang dapat mengakibatkan kematian. Dalam sejumlah kasus, pengguna flakka merasa lebih kuat dan percaya diri bahkan sampai-sampai ada yang menjadi gila. Seperti yang terjadi di Florida Selatan, Amerika Serikat, seorang pria yang merusak pintu kantor polisi saat dia dalam reaksi flakka, dan seorang gadis yang berlari-lari di jalanan sambil mengatakan bahwa dirinya setan, efek-efek tersebut yang membuat siapa yang melihatnya merasa seperti zombie dikehidupan nyata.
Di Indonesia sendiri kepala badan narkotika nasional(BNN) kota kendari, sulawasi tenggara (sultra) Murniati mengungkapkan bahwa kasus penyalahgunaan obat yang terjadi di kendari masuk kategori kejadian luar biasa (KLB).
Hingga saat ini, pihak BNN kendari mencatat sudah ada 35 orang yang dirawat dibeberapa rumah sakit dalam kota kendari, dan diperkirakan akan ada lagi korban yang mendatangi rumah sakit. Satu orang diantaranya yakni siswa sekolah dasar telah meninggal.
Awal mula flakka
Awalnya flakka diproduksi obat sintetis pada 2012, obat ini kemudian dilarang penggunaannya karena para dokter menemukan ada zat yang sangat berbahaya didalamnya. Para dokter kemudian meningkatkan level yang sebelumnya terkategori obat sintesis menjadi narkoba paling berbahaya. Senyawa tersebut merangsang bagian otak yang mengatur hormon dopamin, serotonim dan mood.
“Flakka juga memiliki potensi 100 kali lebih kuat dibanding heroin,dan termasuk jenis narkoba baru yang sangat berbahaya”ujar Henry kapada detikcom selasa(30/5/2017)
Efek seperti sakau yang ditimbulkan flakka hanya berlangsung beberapa jam, namun dapat terjadi secara permanen pada otak, bahkan tidak hanya tinggal di otak, obat ini juga dapat menghancurkan otak karena akan berkeliaran lebih lama dari kokain
Ketua umum DPP Granat (Gerakan Nasional Anti Narkotika) Henry Yosodiningrat mengatakan flakka memiliki zat aktif berupa fentanyl derifat. Zat ini memiliki potensi 10.000 kali lebih kuat dibanding morfin. Selain itu, flakka juga mengandung senyawa kimia berupa MPDV (Methylenedioxypyrovaler)
Dr Andi Khomeini Takdir Haruni, SpPD, yang akrab disapa dokter koko dari badan data informasi Ikatan Dokter Indonesia(IDI) menjelaskan flakka sendiri bisa memiliki potensi yang lebih kuat dari jenis narkotika lain seperti amfetamin, oleh karena itu bukan tidak mungkin penggunanya mengalami delusi parah menyebabkan hal-hal seperti yang digambarkan dalam beberapa postingan video.
“Hampir semua narkotika zat adiktif memberikan efek seperti itu. Merusak alam pikiran. Anggota keluarga bisa terlihat atau terdengar seperti orang jahat, rumah yang sejuk bisa mereka rasakan seperti neraka,” kata Dr Koko kepada detikhealth.
Namun demikian Dr Koko meluruskan, bukan berarti flakka mengubah orang menjadi zombie sesuai definisinya yaitu mayat hidup. Dalam fenomena ini orang-orang disebut zombie karena kondisi mentalnya yang rusak terpengaruh oleh zat flakka itu sendiri
 Narkoba berbentuk Kristal yang memiliki efek penggunanya seperti zombie ini sudah masuk ke Indonesia. Kepolisian republik Indonesia akan mencegah dan menditeksi peredaran narkoba jenis flakka ini, polri akan menggandeng badan narkotika nasional(BNN) dan kementrian kesehatan(kemenkes) RI.

Sabtu, 16 Maret 2019

MERAKIT ASA PERSATUAN



MERAKIT ASA PERSATUAN
Bersatu adalah “banyak” yang menjadi “satu”. Agama islam tidaklah mengelak adanya perbedaan. Bukankah memang Allah yang menjadikan perbedaan itu ada? Bahkan Allah tidak mensyari’atkan untuk memaksa orang lain memeluk islam. Itu pilihan. Hey, berbeda tidak sama dengan berpecah. Beda pendapat itu biasa, dan berpecah itu masalah. Bukankah manusia memang diciptakan dengan kepala yang berbeda-beda dan tingkat pemahaman yang berbeda-beda pula sesuai kondisi lingkungan dan permasalahan yang dihadapinya?
Namun tidak semua perbedaan bisa di“iya”kan oleh agama. Syari’at mempunyai tatacara ibadah yang sehat  sejak zaman dahulu yang Allah tetapkan sesuai kehendak-Nya. Dari zaman nabi Adam sampai kita saat ini bahkan kelak sampai akhir zaman.  Yang menjadi maklum dari perbedaan adalah jika perbedaan pendapat itu tidak loncat dari jalur syari’at, masih dalam koridor yang sehat, seperti perbedaan dalam permasalahan fikih ibadah.
Sebagai hamba Allah yang beriman, tidak ada yang menjadikan beda derajat satu hamba dengan yang lain kecuali nilai ketaqwaan. Lalu “Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah maka Allah akan memberikan jalan keluar (untuk permasalahannya)”. Untuk merakit asa persatuan ummat, tentu kita butuh memperbaiki nilai taqwa. Dari mana kita memulai? Dari diri kita sendiri. Tanamkan dalam sanubari bahwa persatuan bisa diraih dengan saling menghargai dan saling menghormati. Bukankah itu yang dilakukan para sahabat, tabi’in dan ulama’ kita? Kepada merekah kita beriqtida’.
Persatuan adalah langkah awal dari sebuah kejayaan. Dengan meningkatkan persatuan, kita mampu melejitkan visi besar agama kita, yaitu li I’ilaai kalimatillah (untuk menegakkan kalimat Allah). Ya, itu adalah visi kita. Persatuan ummat islamlah yang ditakuti oleh manusia yang ingin meredupkan cahaya agama Allah, padahal Dialah pemilik semesta ini dan pencipta mereka yang ingin meredamkan cahaya-Nya.
Kemenangan agama islam pasti terjadi, karena itu telah termaktub dalam sabdanya. Namun yang dipertanyakan adalah peran kita dalam kemenangan itu. Dimanakah kita? Termasuk pejuangnya ataukah pecundang? Tentu menjadi pejuang adalah pilihan. Dalam suatu pilihan ada konsekuensi yang berlaku. Jika kita ingin menjadi pejuang maka yang kita perjuangkan saat ini adalah persatuan. Persatuan bukanlah hal yang mudah. Kita butuh menundukkan ego kita, sedang masih samar dimata kita apa itu ego dan apa itu prinsip. Maka dari itu, kita masih butuh belajar lebih dan lebih.
Ingatlah kawan, umur perjuangan itu lebih panjang dari umur kita. Maka mulailah perjuangan itu dari sekarang sebaik mungkin dan didik generasi esok untuk meneruskan visi yang sama. Bismillah. Wallahu a’lam bish shawab.

Sabtu, 13 Oktober 2018

REVOLUSI KARAKTER


Oleh : Andini Prima Roswati*

        Dengan berjalannya waktu, bergantinya generasi, berlalunya peradaban, bumi ini selalu mengalami perubahan warna. Generasi zaman Jokowi tentu berbeda dengan generasi zaman Habibi. Itu pasti. Fakta yang terjadi saat ini adalah adanya konflik horizontal yang tidak terlepas dari rendahnya moralitas generasi. Hantaman budaya asing yang menganut paham sebebas-bebasnya telah merubah karakter generasi muda yang selayaknya religius menjadi bangsa yang permisif dan mudah terprofokasi, terlena dengan kesenangan dan lupa akan tanggung jawab sebagai seorang pemuda.