NEW

mengenal aimmah 4 madzhab dan usul madzhabnya

تعريف باللأئمة اللأربعة و أصول مذاهبهم      v             اللإمام أبو حنيفة ·          هو النعمان بن ثابت بن زوطى – من أصل الفار...

Kamis, 04 Oktober 2018

DAKWAH DI ERA DIGITALISASI

Oleh: Aisyah Rofa’*

Waktu terus melaju tanpa jeda, umpama angin yang berhembus tanpa henti. Terus melaju menggilas apapun yang ada dihadapannya, menggilas siapapun yang tak ingin beranjak mengikuti perkembangannya. Tentu, zaman berganti dengan sekejap seakan berlalu begitu cepat, membawa perubahan menuju zaman penuh teknologi tak tertandingi, mengantarkan kepada dunia dengan segala kecanggihannya yang begitu memanjakan yang pada sejatinya sedang merangkak kepada kehancuran.


Teknologi telah mengubah semua aspek kehidupan termasuk dakwah, pada akhirnya kini lahirlah ustadz sosmed. Tentu, bahkan para dai dapat amat populer di media sosial. Kenal ustadz Kholid Basalamah? Diperkirakan beliau memperoleh pendapatan antara $421 hingga $6,7 ribu perbulan dari media youtobe. Dan ustadz Felix Siaw dengan lebih dari 2,5 juta followersnya di Twitter. Beliau menjadi ustadz sosmed paling sukses hingga saat ini, yang kemungkinan akan terus meningkat karena dakwahnya yang kebanyakan menyasar anak muda yang menjamur di Twitter dan Instagram. Tidak hanya kedua ustadz ini saja yang kini menjadi trending, masih banyak sekali para ustadz sosmed lainnya, seperti ustadz Abdul Somad, ustadz Gus Nur alias Sudi Nur Raharja, ustadz Hanan Ataki dan ustadz-ustadz lainnya yang menggunakan media sosial sebagai sarana dakwah mereka.

        Artinya, dakwah bukan lagi dilakukan sebatas pemberian khutbah di masjid atau mushola, sekolah-sekolah dan lembaga formal lainnya. Dakwah yang selama ini diartikan begitu sempit oleh sebagian orang bahwa dakwah adalah hal yang menggembar-gemborkannya harus secara formalitas, seperti berpakaian gamis, kopyah menempel diatas kepala dengan jenggot menghelai panjang, serta tasbih menggayut ditangan. Tapi, seiring dengan meningkatnya kemajuan teknologi yang menawarkan berbagai kemudahan, kecepatan, ketepatan akses dan kemampuan menyediakan berbagai kebutuhan informasi setiap orang, kapan saja dimana saja dan pada tingkat apa saja, dakwah hadir ditengah semua itu. Dan khususnya pada teknologi informasi yang memainkan peran sangat bepengaruh pada masa ini. Sehingga dari titik inilah penyebaran dakwah Islamiyah tersebar melalui sarana-sarana modern yang ada, sebutan yang sedang nge-trend sekarang adalah digital life.


Indonesia is amazing digital conextion!

Sekarang, kita hidup didalam dunia yang lebih banyak beraktivitas dalam dunia maya. Rupanya ada perubahan besar dalam the art of dakwah ini, dan perubahan itu dimulai sejak tahun 2007 dimana kebanyakan orang menggunakan handpnone dari berbagai kalangan, mungkin hingga tukang becak saat itupun sudah menggunakannya. Peningkatan yang tinggi sekali, jadi jika bisa dibandingkan datanya pada tahun 2016 BPS (Badan Pusat Statistik) mengeluarkan data bahwa tahun 2014 dan 2015 diprediksi pengguna internet sebanyak 88 juta orang. Kemudian setelah diteliti pada tahun 2015 sendiri ternyata bukan 88 juta, tetapi 96 juta pengguna internet dan dari data yang terbaru sekitar 100 sampai 115 juta pengguna internet di Indonesia. Yang lebih menarik adalah setelah diteliti daripada data BPS tadi, ternyata pengguna internet di Indonesia ini  menduduki urutan keenam terbanyak di dunia dan di antara ratusan juta pengguna internet adalah remaja.
       
Tahun 90-an, penyebaran informasi paling banyak di media televisi. Maka dapat di pastikan mereka menghabiskan waktu bersama televisi 5 atau 6 jam dalam sehari. Sebagaimana pada saat itu menghafal jadwal-jadwal acara tv adalah suatu kebiasaan namun kini masanya telah berbeda, yang tidak mungkin dilakukan oleh anak-anak zaman sekarang, belum tentu mereka mau menghafal jadwal-jadwal acara tv seperti pada tahun 90-an. Mengapa demikian? Karena zamannya telah berbeda, zaman sekarang telah berpindah pada dunia media, mereka menghabiskan waktunya disana. Selama 55 menit di dunia internet dan 90% di media sosial.

Artinya, kini zamannya berganti kepada jaringan internet yang mana hal itu hampir menelan seluruh penjuru dunia, tentu hal tersebut merupakan lahan luas yang disana bertebaran podium-podium yang meyuarakan kepentingan Islam, yakni dengan  cara mengenalkan, mengajak kepada hakikat hidup atau yang biasa kita dengar dengan dakwah, serta memecahkan berbagai problematika sesuai Al-Qur’an dan Hadits. Sehingga dengan media-media informasi tersebut menjadi inovasi baru dalam syiar Islam, dan tentunya akan lebih memudahkan para da’i dalam melebarkan sayap-sayap dakwahnya.


Dakwah hadir

      
Melihat sisi negatif dampak kecanggihan internet yang banyak menyebarkan keburukan yang lebih besar dan begitu banyak, maka saya memandang wajibnya memanfaatkan jaringan internet ini dan meyebarkan dakwah melalui media sosial yang kini bagaikan pasar malam: Dikunjungi banyak sekali orang dari segala lapisan.

Sejatinya watak Islam adalah dakwah, tentu pendakwah akan menggunakan sarana apapun sebagai media dakwah, termasuk melalui jaringan internet yang dinilai sangat efektif dan potensial. Karena dengannya mampu menembus batas ruang dan waktu dalam sekejab dengan biaya yang relatif terjangkau, pengguna jasa internet setiap tahunnya meningkat drastis, artinya berpengaruh pula pada jumlah penyerap misi dakwah, dakwah via internet bersifat yang never turn-off (tidak pernah mati) dan unlimited access (dapat diakses tanpa batas).


*Mahasantri Hidayatturahman Program Fiqh dan Ushul Fiqh Pilang Masaran Sragen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar