NEW

mengenal aimmah 4 madzhab dan usul madzhabnya

تعريف باللأئمة اللأربعة و أصول مذاهبهم      v             اللإمام أبو حنيفة ·          هو النعمان بن ثابت بن زوطى – من أصل الفار...

Kamis, 04 Oktober 2018

MENDIDIK GENERASI ZAMAN NOW

Oleh : Alifah Nuril Izzati*

      Lahirnya generasi zaman now atau mereka yang lebih dikenal dengan istilah “kids zaman now” tidak terlepas jauh dari pesatnya perkembangan teknologi. “Kids zaman now” atau yang disebut juga dengan generasi Z adalah mereka yang lahir pada kisaran  tahun 1995-2010 M.
     
      Lebih lanjut penjelasan tentang sosiologi generasi ini, berdasarkan pemikiran Karl Mannheim (1893-1947 M) yaitu dalam esainya yang berjudul “The problem of generations” (1923). Dia mengatakan bahwa sebuah generasi merupakan suatu kelompok yang terdiri dari individu, yang memiliki kesamaan dalam rentang usia, kemudian berpengalaman mengikuti peristiwa sejarah dalam rentang waktu tertentu.       Anak generasi Z menurut Bill Gates adalah mereka yang saat ini memliki rentang usia 7-22 tahun. Secara demografis, merekalah yang saat ini menduduki bangku sekolah mulai dari SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Data demografis menunjukkan, pada tahun 2012 M  dari seluruh jumlah penduduk di Indonesia dikabarkan bahwa terdapat sejumlah 58 juta pelajar yang tersebar hingga seluruh pelosok negeri.
     
      Mereka adalah generasi yang memiliki pengaruh besar terhadap nasib bangsa dimasa mendatang karena di tangan mereka sebuah peradaban dapat maju, namun juga sebaliknya, dan yang menjadi tanda tanya terbesar adalah akan kemanakah arah puluhan juta manusia “kids zaman now” itu? Dan bagaimana pula cara kita sebagai sebuah bangsa negara dalam mendidik, menyiapkan serta memberi peluang-peluang bagi kids zaman now” untuk  mampu menyangga peradaban di masa mendatang?

Tantangan Pendidik (Gadget)

     Sebagai pendidik para orang tua akan menghadapi banyak tantangan, terlebih bagi mereka yang gagap teknologi. Padahal dewasa ini generasi muda hidup dan berkecimpung bersama canggihnya teknologi. Mereka aktif berkomunikasi melalui perangkat telpon cerdas (smartphone) dan memiliki ketergantungan terhadap internet, gadget, multitasking, menjunjung tinggi privasi serta menyukai  tantangan bahkan sebagian dari mereka menjadi Digital Native.

       Mereka kids zaman now” cakap dalam menggunakan media berbasis elektronik seperti laptop, komputer, telpon pintar, iPad, iPhone, bahkan mampu memproduksi dan merekayasa sendiri konten dengan beragam jenis varian perangkat media sosial seperti; youtube, facebook, instagram, vlog, line, dan twitter. Semua aktivitas pribadi (bahkan sosial) mereka saat ini berbasis elektronik dan jaringan internet (online).

      Hasilnya, buku, koran dan telivisi adalah barang-barang old yang hanya dipakai dan dinikmati oleh generasi old pula. Buku berganti menjadi e-book atau format pdf, koran berubah menjadi e-paper dan televisi digantikan oleh youtube dan menonton secara streaming.

      Menilik Generasi zaman now lebih jauh, maka akan terlihat sangat  kontras perbedaan mereka dengan generasi zaman old. Ketergantungan mereka terhadap teknologi seringkali melalaikan mereka ,hingga  menghabiskan sebagian besar waktunya hanya untuk duduk belama-lama menatap layar elektronik tanpa memperdulikan lingkungan sekitarnya. Lalu apa solusinya?
Salah satunya ialah dengan menumbuhkan imunitas generasi zaman now berdasarkan aqidah dan akhlak.

       Guru atau pendidik tidak boleh bersikap apatis atau acuh tak acuh menyaksikan begitu dahsyatnya gelombang persatuan kids zaman now” yang mulai sulit untuk dikendalikan. Orang tua, guru, masyarakat harus mampu mengubah pola pikir yang mereka anut dengan pola pikir yang lebih menjunjung nilai-nilai positif.

      Sebagaimana yang telah dikatakan oleh sayyidina Ali bin Abi Thalib radliyallahu ‘anhu, Wahai kaum Muslimin! Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka tidak hidup di zamanmu.” Zaman orang tua telah berlalu teramat jauh dan tentunya timbul pula banyak perubahan yang berbeda jauh dengan yang generasi zaman now hadapi saat ini.

      Atas sebab ini maka akan sulit bagi setiap orang tua maupun para pendidik yang berkewajiban dan bertanggung jawab untuk mendidik mereka, sebab arus zaman yang berbeda membutuhkan sikap serta penanganan yang berbeda pula, terlebih sifat dan karakter manusia tak sama antara satu dengan yang lainnya.

       Meskipun media telah mampu menguasai hati dan pikiran anak generasi zaman now, seyogianya orang tua atau pendidik mampu mengarahkan mereka tanpa harus mengekang mereka. Biarkan mereka mengembangkan imajinasi serta kreatifitas yang mereka miliki, dan tugas orang tua maupun pendidik adalah mengontrol, mengawasi dan mengayomi segala aktifitas mereka.

      Tanamkan dalam diri mereka aqidah atau keyakinan serta akhlak yang baik dengan penuh kasih, berikan apresiasi atas hasil yang mereka persembahkan, agar mereka semakin terpacu untuk menjadi generasi yang lebih baik dan bermartabat.

Dengungkan nasehat bijak dan motivasi ketika mereka terjatuh dan jangan sekali-kali menghardik mereka, karena sejatinya mereka tengah belajar untuk menjadi manusia dewasa yang ditangannya akan terwujud sebuah wajah peradaban yang diliputi prestasi-prestasi gemilang.


*Mahasisiwi Ma'had Aly Hidayatur Rohman jurusan Fikih dan Ushul Fikih, Pilang Masaran Sragen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar